Rabu, 02 Juni 2010

Harga Sebuah Kejujuran

Dikisahkan di sebuah negeri kerajaan di pulau seberang. Ada seorang raja yang umurnya sudah tua kira-kira 70 tahun, namun tak kunjung juga mendapatkan keturunan untuk meneruskan tahta kerajaannya. Padahal dia mempunyai beberapa istri seperti layaknya raja-raja lainnya. Namun tidak satupun dari beberapa istrinya tersebut memberikannya keturunan.

Karena kondisi tubuh dan semangatnya sudah menurun akhirnya Raja mengumumkan kepada seluruh pemuda di kerajaannya tersebut bahwa beliau mencari seorang pemuda yang akan meneruskan tahta kerajaanya.

Seluruh pemuda dari segenap kerajaan datang di halaman istana pada hari itu. Termasuk salah satunya adalah seorang pemuda yang bernama Ali. Ibunya sangat senang bahwa anaknya Ali juga ikut untuk dalam kompetisi itu.

Raja mempunyai cara yang unik untuk menentukan pilihannya kepada para pemuda yang jumlahnya sangat banyak tersebut. Beliau mengumumkan :

" Saya akan memilih diantara kalian sebagai penerus tahta kerajaan ini"

" namun sebelumnya saya akan menilai kalian terlebih dahulu. Aku akan membagi kepada kalian masing-masing satu biji tanaman"

Dibagikanlah biji tanaman tersebut oleh para punggawa kerajaan kepada masing-masing pemuda.

"tanam dan rawatlah biji tersebut oleh kalian, nanti setelah satu tahun bawalah kembali biji tersebut kepada saya, saya ingin melihat apa yang bisa kalian tumbuhkan dari biji tersebut" lanjut raja.

" hanya pemuda yang dapat menumbuhkan tanaman yang terbaiklah yang nantinya akan saya pilih untuk saya jadikan raja"

Maka pulanglah seluruh pemuda tersebut dengan masing-masing biji tanaman di tangannya tak terkecuali Ali.

Sampai di rumah Ali menanam biji tersebut di sebuah pot, dia kasih pupuk kemudian disiram. Ibunya selalu ikut merawat biji tersebut supaya bisa tumbuh dengan subur. .

Setiap hari ALi dan ibunya menyirami pot tersebut. Sekarang sudah hampir dua minggu sejak biji tersebut ditanam. Ali pergi mengunjungi teman-temanya yang juga mengikuti kompetisi tersebut. Tanaman milik mereka sudah banyak yang tumbuh, bahkan ada yang hampir tumbuh daunnya. Namun berbeda sekali dengan biji milik Ali. Biji tersebut tetap tidak berubah, sama sekali tidak tumbuh apapun darinya.

Dua bulan telah berlalu, keadaan biji tanaman di pot milik ALi tidak berubah. Tidak ada sesuatupun yang tumbuh darinya. Akhirnya kejadian ini diketahui oleh teman-teman Ali. Dan merekapun mulai mengejek dan menertawakan Ali.

Namun Ali tetap sabar. Dia terus merawat dan menyirami biji tanamannya tersebut.

Akhirnya satu tahun telah berlalu. Seluruh pemuda datang beramai-ramai menuju istana dengan tanaman yang indah-indah di tangannya. Masing-masing tanamannya sudah tumbuh subur, bahkan ada beberapa yang sudah berbunga. Namun lain halnya dengan biji milik Ali. Biji tersebut tetap tidak tumbuh.

Ali sudah putus asa, dia mengurungkan naitnya untuk datang ke Istana, karena biji yang ada di pot miliknya tidak tumbuh sama sekali. Namun ibunya tetap memberikan dia semangat.

"“Jangan begitu nak.” Kata ibunya, “Kamu sudah berniat mengikuti kompetisi itu, sudah selayaknya kamu juga menyelesaikannya, tidak masalah jika pot itu masih kosong, toh raja juga tidak akan menghukum kamu kok.”

Dengan berbagai bujuk rayu dari ibunya, akhirnya Ali bersedia membawa pot yang cuma berisi tanah itu menghadap raja.

Di sepanjang jalan, para pemuda mentertawainya. Tetapi Ali mencoba cuek ‘n jalan terus.

Akhirnya, ratusan pemuda itu semua telah berkumpul di halaman istana. Raja segera turun dari singgasananya dan mencoba memeriksa pot-pot yang dibawa pemuda itu satu per satu. Raja itu berjalan hilir mudik di antara pot-pot yang dipegang oleh para pemuda itu beberapa kali, seolah-olah sedang mencari sesuatu.

Akhirnya raja berdiri tepat di hadapan Ali. Ali gemetaran, karena dia memang belum pernah berhadapan dengan raja sebelumnya.

“Siapa namamu? dan ada apa dengan potmu, kenapa tidak ada tanamannya sama sekali?” Tanya sang raja.

“Maaf baginda.” Ali menjawab, “Nama saya Ali. Hamba sudah berusaha, tetapi kenyataannya memang begini, bibit ini tidak mau tumbuh sama sekali, padahal saya sudah menyiraminya tiap hari.” Para pemuda di sekitarnya saling tertawa cekikikan mendengar jawaban Ali.

“Kalo begitu, kamu maju ke depan dengan saya!” Perintah sang raja. Sambil ketakutan karena khawatir dihukum, Ali maju ke depan beriringan dengan sang raja. Para pemuda sekitarnya masih tertawa cekikikan melihat wajah Ali yang pucat bagai mayat.

“Aku umumkan kepada kalian semua..” Raja berseru di depan ratusan pemuda itu. “Aku umumkan bahwa mulai besok pagi, seorang pemuda – yang bernama Ali – yang saat ini berdiri disampingku – akan menggantikan kedudukanku menjadi Raja!”

Semua pemuda itu heran, terutama Ali sendiri, ia kaget setengah mati mendengar keputusan sang raja.

“Kalian tahu kenapa?” Raja melanjutkan, “Satu tahun yang lalu aku sebenarnya hanya memberi sebuah biji mandul kepada masing-masing kalian. Semua biji itu sudah dipotong bakal tunasnya oleh seorang pengawalku, sehingga tidak mungkin dapat tumbuh menjadi sebatang pohon. Sehingga saya menarik kesimpulan, bahwa apa yang kalian bawa ke hadapanku itu bukanlah tanaman yang tumbuh dari biji yang aku berikan. Kalian semua telah menukarnya dengan biji lain agar bisa tumbuh.”

“Kecuali dengan anak muda ini.” Raja berkata dengan tersenyum bangga. “Ali telah berani jujur padaku, ia berani mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi, sekalipun ia tahu betul bahwa itu akan sangat memalukan.”

“Orang jujur seperti inilah yang aku butuhkan untuk melanjutkan cita-citaku untuk membangun kerajaan ini …”

(Sumber: sebuah cerita dari timur jauh yang termuat di buku “About Leadership” oleh Kyoto M, author unknown ) dari ceritainspirasi.net. makasih gan..







Tidak ada komentar:

Posting Komentar