Sabtu, 12 Juni 2010

Manfaat Shalat Dhuha

Sebuah hadits mengatakan mengenai shalat dhuha, saking pentingnya shalat dhuha, sampai-sampai Rasulullah menjadikannya sebuah wasiat.

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan: ” Kekasihku, Rasulullah SAW berwasiat kepadaku mengenai tiga hal :
a) agar aku berpuasa sebanyak tiga hari pada setiap bulan,
b) melakukan sholat dhuha dua raka’at dan
c) melakukan sholat witir sebelum tidur.” ( H.R. Bukhari & Muslim
).

Apa sebenarnya manfaat shalat dhuha. Dari beberapa sumber saya menyimpulkan beberapa manfaat dari shalat dhuha. diantaranya :

1. Membuat hati kita tenang.
2. Membukakan pintu rejeki atau usaha yang sedang kita jalani.
3. Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah atas nikmat yang telah kita terima. Sehingga dengan bersyukur akan ditambahkan nikmat kepada kita.
4. Mendapatkan ganjaran masuk surga InsyaAllah. Sebagaimana hadits nabi SAW.

“Di dalam surga terdapat pintu yang bernama bab ad-dhuha ( pintu dhuha ) dan pada hari kiamat nanti ada orang yang memanggil,” Dimana orang yang senantiasa mengerjakan sholat dhuha ? Ini pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang Allah.” ( H.R. at-Tabrani).

Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan shalat dhuha?
Lebih enaknya melaksanakan shalat dhuha memang sebelum melakukan berbagai aktivitas, sehingga ketika kita melaksanakan aktivitas, hati kita menjadi tenang karenanya. Tapi itupun kalau memungkinkan.

Kalau mengacu kepada jam, Waktu dhuha itu dimulai sejak sekitar pukul 07.00- 10.00 WIB (CMIIW).

Saya sendiri juga memang belum istiqamah melaksanakan shalat dhuha, semoga dengan menulis hal ini saya bisa istiqamah. Doakan ya.. Ayo kita mulai melaksanakan shalat dhuha. Semoga kita bisa mendapatkan manfaat shalat Dhuha. Amiin.
Selengkapnya...

Rabu, 02 Juni 2010

Harga Sebuah Kejujuran

Dikisahkan di sebuah negeri kerajaan di pulau seberang. Ada seorang raja yang umurnya sudah tua kira-kira 70 tahun, namun tak kunjung juga mendapatkan keturunan untuk meneruskan tahta kerajaannya. Padahal dia mempunyai beberapa istri seperti layaknya raja-raja lainnya. Namun tidak satupun dari beberapa istrinya tersebut memberikannya keturunan.

Karena kondisi tubuh dan semangatnya sudah menurun akhirnya Raja mengumumkan kepada seluruh pemuda di kerajaannya tersebut bahwa beliau mencari seorang pemuda yang akan meneruskan tahta kerajaanya.

Seluruh pemuda dari segenap kerajaan datang di halaman istana pada hari itu. Termasuk salah satunya adalah seorang pemuda yang bernama Ali. Ibunya sangat senang bahwa anaknya Ali juga ikut untuk dalam kompetisi itu.

Raja mempunyai cara yang unik untuk menentukan pilihannya kepada para pemuda yang jumlahnya sangat banyak tersebut. Beliau mengumumkan :

" Saya akan memilih diantara kalian sebagai penerus tahta kerajaan ini"

" namun sebelumnya saya akan menilai kalian terlebih dahulu. Aku akan membagi kepada kalian masing-masing satu biji tanaman"

Dibagikanlah biji tanaman tersebut oleh para punggawa kerajaan kepada masing-masing pemuda.

"tanam dan rawatlah biji tersebut oleh kalian, nanti setelah satu tahun bawalah kembali biji tersebut kepada saya, saya ingin melihat apa yang bisa kalian tumbuhkan dari biji tersebut" lanjut raja.

" hanya pemuda yang dapat menumbuhkan tanaman yang terbaiklah yang nantinya akan saya pilih untuk saya jadikan raja"

Maka pulanglah seluruh pemuda tersebut dengan masing-masing biji tanaman di tangannya tak terkecuali Ali.

Sampai di rumah Ali menanam biji tersebut di sebuah pot, dia kasih pupuk kemudian disiram. Ibunya selalu ikut merawat biji tersebut supaya bisa tumbuh dengan subur. .

Setiap hari ALi dan ibunya menyirami pot tersebut. Sekarang sudah hampir dua minggu sejak biji tersebut ditanam. Ali pergi mengunjungi teman-temanya yang juga mengikuti kompetisi tersebut. Tanaman milik mereka sudah banyak yang tumbuh, bahkan ada yang hampir tumbuh daunnya. Namun berbeda sekali dengan biji milik Ali. Biji tersebut tetap tidak berubah, sama sekali tidak tumbuh apapun darinya.

Dua bulan telah berlalu, keadaan biji tanaman di pot milik ALi tidak berubah. Tidak ada sesuatupun yang tumbuh darinya. Akhirnya kejadian ini diketahui oleh teman-teman Ali. Dan merekapun mulai mengejek dan menertawakan Ali.

Namun Ali tetap sabar. Dia terus merawat dan menyirami biji tanamannya tersebut.

Akhirnya satu tahun telah berlalu. Seluruh pemuda datang beramai-ramai menuju istana dengan tanaman yang indah-indah di tangannya. Masing-masing tanamannya sudah tumbuh subur, bahkan ada beberapa yang sudah berbunga. Namun lain halnya dengan biji milik Ali. Biji tersebut tetap tidak tumbuh.

Ali sudah putus asa, dia mengurungkan naitnya untuk datang ke Istana, karena biji yang ada di pot miliknya tidak tumbuh sama sekali. Namun ibunya tetap memberikan dia semangat.

"“Jangan begitu nak.” Kata ibunya, “Kamu sudah berniat mengikuti kompetisi itu, sudah selayaknya kamu juga menyelesaikannya, tidak masalah jika pot itu masih kosong, toh raja juga tidak akan menghukum kamu kok.”

Dengan berbagai bujuk rayu dari ibunya, akhirnya Ali bersedia membawa pot yang cuma berisi tanah itu menghadap raja.

Di sepanjang jalan, para pemuda mentertawainya. Tetapi Ali mencoba cuek ‘n jalan terus.

Akhirnya, ratusan pemuda itu semua telah berkumpul di halaman istana. Raja segera turun dari singgasananya dan mencoba memeriksa pot-pot yang dibawa pemuda itu satu per satu. Raja itu berjalan hilir mudik di antara pot-pot yang dipegang oleh para pemuda itu beberapa kali, seolah-olah sedang mencari sesuatu.

Akhirnya raja berdiri tepat di hadapan Ali. Ali gemetaran, karena dia memang belum pernah berhadapan dengan raja sebelumnya.

“Siapa namamu? dan ada apa dengan potmu, kenapa tidak ada tanamannya sama sekali?” Tanya sang raja.

“Maaf baginda.” Ali menjawab, “Nama saya Ali. Hamba sudah berusaha, tetapi kenyataannya memang begini, bibit ini tidak mau tumbuh sama sekali, padahal saya sudah menyiraminya tiap hari.” Para pemuda di sekitarnya saling tertawa cekikikan mendengar jawaban Ali.

“Kalo begitu, kamu maju ke depan dengan saya!” Perintah sang raja. Sambil ketakutan karena khawatir dihukum, Ali maju ke depan beriringan dengan sang raja. Para pemuda sekitarnya masih tertawa cekikikan melihat wajah Ali yang pucat bagai mayat.

“Aku umumkan kepada kalian semua..” Raja berseru di depan ratusan pemuda itu. “Aku umumkan bahwa mulai besok pagi, seorang pemuda – yang bernama Ali – yang saat ini berdiri disampingku – akan menggantikan kedudukanku menjadi Raja!”

Semua pemuda itu heran, terutama Ali sendiri, ia kaget setengah mati mendengar keputusan sang raja.

“Kalian tahu kenapa?” Raja melanjutkan, “Satu tahun yang lalu aku sebenarnya hanya memberi sebuah biji mandul kepada masing-masing kalian. Semua biji itu sudah dipotong bakal tunasnya oleh seorang pengawalku, sehingga tidak mungkin dapat tumbuh menjadi sebatang pohon. Sehingga saya menarik kesimpulan, bahwa apa yang kalian bawa ke hadapanku itu bukanlah tanaman yang tumbuh dari biji yang aku berikan. Kalian semua telah menukarnya dengan biji lain agar bisa tumbuh.”

“Kecuali dengan anak muda ini.” Raja berkata dengan tersenyum bangga. “Ali telah berani jujur padaku, ia berani mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi, sekalipun ia tahu betul bahwa itu akan sangat memalukan.”

“Orang jujur seperti inilah yang aku butuhkan untuk melanjutkan cita-citaku untuk membangun kerajaan ini …”

(Sumber: sebuah cerita dari timur jauh yang termuat di buku “About Leadership” oleh Kyoto M, author unknown ) dari ceritainspirasi.net. makasih gan..







Selengkapnya...

Berbaik Sangka Kepada Allah

Segala ketentuan-Nya pastilah dengan hikmah. Tidak ada satupun kejadian di Dunia ini yang terjadi tanpa hikmah di balik kejadian tersebut.

Berbaik sangka kepada Allah. Untuk itulah kita dianjurkan agar selalu berbaik sangka kepada Allah. Sebabnya adalah setiap ketentuan yang Allah gariskan dalam kehidupan kita adalah untuk kebaikan kita. Tidaklah ALlah akan berbuat zalim kepada hamba-Nya melainkan hambanya sendiri telah berbuat aniaya.

COntohnya seperti ini. Ada seorang pedagang yang mengeluh karena perniagaannya sepi pada hari itu. Dia mempunyai beberapa tempat usaha. Sedangkan salah satu karyawannya sedang libur, sehingga hari itu dia harus bolak-balik dari satu tempat usahanya ke tempat yang lainnya.

Tergantung orang tersebut, apakah dia akan berbaik sangka kepada ALlah karena dagannya sepi ataukah dia berburuk sangka kepada-Nya. Jika dia mau berbaik sangka pastilah dia menemukan hikmah kenapa pada hari itu dagannya sepi. Mungkin Allah ingin memberikan keringanan kepada dia, Sehingga pada hari itu dia tidak terlalu lelah untuk mengelola usaha dikarenakan salah satu karyawannya sedang pulang.

Jika dia berburuk sangka maka dia akan terjatuh kepada tidak bersyukur kepada ALlah, dia tidak akan mendapatkan pelajaran, yang ada hati yang dongkol dan tidak bersyukur kepada ALlah. nauzu billah

Tanamkanlah dalam hati untuk selalu berbaik sangka kepada Allah, karena seluruh ketentuannya pastilah dengan sebuah hikmah.





Selengkapnya...

Jumat, 28 Mei 2010

Belajar dari Keledai

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh kedalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara sipetani memikirkan apa yang harus dilakuaknnya. Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur itu perlu ditimbun(ditutup karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga – tetangganyauntuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah kedalam sumur. Pada mulanya ,ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.tetapi kemudian,semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. setelah beberapa sekop tanah dituangkan kedalam sumur, sipetani melihat kedalam sumur dan tercengang atas apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya yang terus ditimpa oleh bersekop – sekop tanah dan kotoran, sikeledai melakukan sesuatu yang menabjubka. ia menguncang – guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun kebawah,lalu menaiki tanah itu. sementara tetangga -tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu. si keledai terus menguncangkan badannya dan melangkah naik. segera saja,semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.

MORAL

Kehidupan terus saja menuangkan segala macam tanah dan kotoran kepadamu. cara untuk keluar dari sumur(kesedihan , masalah , beban pikiran) adalah dengan mengguncangkan hal – hal tersebut sebagai pijakan. setiap masalah dalam hidup kita merupakan batu pijakan untuk melangkah. kita dapat keluar dari sumur yang terdalam dengan terus berjuang. jangan pernah menyerah!

sumber : anonymous

http://ciptoadhisetiawan.blogspot.com/2008/11/belajar-dari-keledai.html
Selengkapnya...

Menulis di atas Pasir

Jalan hidup penuh dengan benturan-benturan, namun terkadang bermandikan kebahagiaan. Hati kadang tersakiti, di lain waktu hati kadang berbunga karena sebuah kebaikan

Menulis diatas pasir.

Marilah kita maknai hidup ini dengan baik, marilah menulis di atas pasir untuk kesakitan-kesakitan yang pernah kita alami. Lupakanlah itu semua, lupakan. Ibarat tulisan kita di atas pasir yang takkan lama hilang dihempas angin dan tak berbekas.

Untuk sebuah kebaikan yang datang, marilah kita menulis di atas batu. Ukirlah kebaikan yang kita terima di dalam hati kita. Tulislah di atas batu, sehingga kebaikan itu indah tak terperi dan takkan hilang di hati kita.
Selengkapnya...

Rabu, 26 Mei 2010

Tipe Orang Menghadapi Masalah

Dalam hidup kita selalu berhadapan dengan masalah. Mulai dari masalah kita dengan pekerjaan, dengan keluarga, dengan masyarakat bahkan dengan negara.

Masalah dalam hidup ini bisa diibaratkan sebuah tekanan yang mengimpit kita. Semakin kita lemah menghadapi masalah, maka hidup kita akan semakin sulit. Semakin tumpuk masalah yang menghimpit, maka hidup akan semakin sengsara dan penuh dengan tekanan.

Sebenarnya setiap masalah adalah untuk diselesaikan. Setiap masalah adalah ujian yang datang kepada kita. Sama seperti ketika sekolah dulu, untuk mengevaluasi hasil belajar kita maka diadakanlah ujian. Begitupun dengan masalah, itu merupakan ujian dalam kehidupan kita untuk mengevaluasi apakah kita sukses dalam menjalani kehidupan ini atau sebaliknya.

Setiap masalah yang datang akan menjadi masalah berikutnya ataukah terselesaikan adalah tergantung sikap mental orang yang menghadapinya.

Ada beberapa tipe mental orang ketika menghadapi tekanan sebuah masalah.

1. Tipe pertama adalah orang dengan mental tempe atau tahu. Anda tau kan bagaimana tmepe ketika ditekan oleh sesuatu, dia akan rusak dan meninggalkan bekas ya sama juga dengan tahu. Orang yang mempunyai mental tahu tidak bisa bertahan ketika menghadapi tekanan dari masalah hidupnya. Orang seperti ini membutuhkan seorang pendamping atau pembimbing agar dia mampu menghadapi masalah yang menekannya.

2. Tipe kedua adalah orang dengan mental besi. Ketika tekanan sebuah masalah menimpanya, orang ini akan mampu bertahan pada awal mulanya, namun layaknya seperti besi semakin lama dan semakin keras beban yang menimpanya besi akan menjadi bengkok dan tak langsung kembali ke bentuk semula lagi.

3. Tipe ketiga adalah orang dengan mental kapas. Orang ini akan selalu mampu menyesuaikan diri dengan tekanan masalah yang menimpanya. Ibarat sebuah kapas, ketika kapas menerima sebuah tekanan dia akan menyesuaikan diri dengan tekanan tersebut dan kemudian mengembang kembali ke bentuk semula.

4. Tipe orang keempat adalah orang dengan mental bola pingpong. Nah tipe inilah yang luar biasa. Orang dengan tipe ini, ketika ditekan dengan sebuah masalah dia malah menggunakan masalah tersebut sebagai sebuah energi untuk melambung lebih tinggi. Dia menjadikan sebuah masalah untuk melesatkan diri lebih jauh lagi. Layaknya sebuah bola pingpong, ketika kita memberikan tekanan kepadanya maka dia akan memantul dan melesat, bahkan ketika tekanan yang kita berikan semakin keras semakin kencang juga dia memantul.

Nah..termasuk mental tipe manakah anda?? Semoga kia selalu bisa menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah yang menghampiri kita. AMiin.

Selengkapnya...

Selasa, 04 Mei 2010

Mengalah bukan berarti kalah

Mengalah adalah sebuah kata aktif, sebuah tindakan dan sebuah pilihan. Bukan keterpaksaan dan bukan pula tindakan yang dilakukan karena dorongan orang. Tengoklah kata-kata Me-ngalah. Orang yang mengalah adalah orang yang ingin segala sesuatunya menjadi baik dan tidak menimbulkan dampak panjang yang lebih buruk.

Dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa menganggap bahwa mengalah itu seperti menyerah. Padahal dibalik kata mengalah itu tersimpan sebuah strategi untuk melakukan tindakan lainnya dan menyusun sebuah langkah baru untuk ditempuh.

Orang yang mengalah tidak berarti menyerah, tapi mundur selangkah untuk mengambil langkah selanjutnya melalui jalan yang berbeda.

Teladan kita adalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam..Beliau mengalah pada perjanjian Hudaibiyah yang merugikan dirinya tersebut. Beliau tidak bersikeras untuk memaksakan kehendaknya dalam perjanjian tersebut. Beliau mengalah untuk menang.

Dengan sikapnya tersebut, Beliau akhirnya secara gilang gemilang mampu menyebarkan Islam ke berbagai penjuru dunia.

Jadi Mengalah bukan berarti kalah
Selengkapnya...

Minggu, 02 Mei 2010

Shalat Tahajud Bekal Menjalani Hari

Setiap harinya kita selalu disibukkan dengan berbagai aktifitas hidup yang berbau keduniaan. Kita selalu menyibukkan diri dengan segala usaha untuk mencapai keinginan kita di dunia ini.

Masalah datang silih berganti ketika kita mengarungi hari. Konflik muncul antara kita dengan yang lainnya, antara atasan dengan bawahan, antara sopir dengan penumpangnya, antara pedagang dengan pembeli, antara polisi dengan pengguna jalan dan lain sebagainya.

Kita tidak pernah lelah menjalani itu semua, bahkan sebenarnya lelah namun tetaplah kita jalani, jenuh namun tetaplah kita ulangi kesibukan kita setiap hari.

Ketika emosi meninggi kemarahan yang terlontar dari kita. Cacian dan makian terucap tak terkendali keluar dari lisan kita.

Mengapa kita berbuat sedemikian rupa dalam mengarungi hari ini?

Kehidupan ini bagaikan sebuah perjalanan. Tentunya sebuah perjalanan membutuhkan bekal. Apakah bekal kita sudah cukup untuk menjalani hari-hari yang sangat sibuk dengan urusan dunia.

Apakah sebenarnya bekal yang kita butuhkan untuk menjalani hari agar tidak lelah bandan, hati dan pikiran kita.

Badan sudah tentu bekalnya adalah makanan yang menyehatkan raga kita. Bekalnya pikiran adalah ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Lalu apakah bekalnya hati untuk mengarungi ganas dan panasnya hari?

Bekalnya hati adalah ketenangan, kesabaran dan kejernihan.

Semuanya bermula dari hati. Sebuah hadits mengatakan “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad,dan apabila dia buruk maka buruklah seluruh jasad. Ketahuilah, dia adalah hati "
(Riwayat Bukhari & Muslim, dari Nu'man bin Basyir)

Lalu bagaimanakah agar hati ini menjadi baik? Bekalilah dia dengan cukup.

Dirikanlah shalat tahajud, rasakanlah keheningan malam, dengarkanlah angin bertasbih memuji Asma Allah, jernihkanlah hati kita dengan berdzikir kepada-Nya dikeheningan malam.

Rasakanlah ketenangannya malam..nikmatilah kesyahduannya, rangkumlah dalam shalat tahajjud. Penuhilah hatimu dengan kebaikan, jernihkanlah hatimu dengan shalat tahajjud.

Renungkanlah keberadaan dirimu di dunia ini. Rehatkanlah pikiranmu dari kesibukan dunia yang telah engkau lalui di siang hari. Katakanlah dalam hati " ya Allah..untuk apa saya melakukan segala hal yang melelahkan sepanjang hari ini??" " ya Allah akankah segala amal yang telah aku lakukan akan diterima di sisi Mu sebagai amal baik" renungkanlah...

Kembalikanlah energi yang telah engkau lepaskan sepanjang hari tadi.

Mendekatlah kepada Allah..mendekatlah lebih dekat lagi.. Rasakan kasih sayang_NYa.

Bekalilah hati dan jiwamu dengan shalat tahajjud, karena sesungguhnya esok hari hati dan jiwamu dahaga akan ketenangan dan kejernihan. Dengan tahajjud yang didirikan Insya Allah bekal ini akan tercukupi..WALLAHU A'LAM..
Selengkapnya...

Lemahnya Diri Ini

Memulai tulisan pertama di blog yang baru ini. Saya ingin membawa kedamaian kepada diri saya sendiri. Ingin mengisi kehampaan dalam hati ini dengan mendekatkan diri kepada Pengenggam Kedamaian- Allah SWT.

Melalui blog ini saya ingin mengingatkan diri saya sendiri betapa lemahnya diri ini tanpa bimbinganNya, betapa rapuhnya diri ini tanpa pertolongannya.

Ya Allah bimbinglah tangan ini untuk menuliskan hal-hal yang baik yang akan membawa kebaikan, hindarkanlah tangan ini untuk menuliskan hal-hal buruk yang hanya akan membawa kepada keburukan.

Di keheningan malam yang dingin ini. Ditemani angin yang bertasbih memuji keangungan-Mu aku bersimpuh dan menyusun kata-kata ini. Kata-kata yang semoga akan menjadi catatan amal kebaikanku di dunia dan di akherat kelak.

Selamat datang di Blognya seorang yang lemah dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.
Selengkapnya...